
Memilah dan mengelola sampah rumah tangga sudah menjadi kebiasaan yang melekat pada sebagian orang. Namun, banyak juga yang masih enggan melakukannya dan tidak sedikit yang berpendapat bahwa memilah sampah itu kegiatan yang percuma.
Memang, apabila kita melihat kenyataannya saat lewat di TPS atau TPA, kita melihat banyak sampah anorganik bercampur dengan sampah organik. Karena sekilas mata tampak bercampur itulah kita menduga bahwa sampah-sampah itu sengaja dicampurkan oleh petugas, sehingga percuma bila kita memilah sampah di rumah. Padahal bisa jadi bukan demikian. Tugas para pemungut sampah yang mengambil sampah dari rumah ke rumah setiap dua kali seminggu saja sudah cukup berat. Apalagi bila harus ditambah dengan memilahkan sampah yang sudah tercampur sedemikian rupa dan tersimpan beberapa hari. Apakah kita sendiri mau memilah sampah orang lain? Mungkin tidak.
Setiap rumah harus tetap berusaha memilah sampahnya dan menyalurkan kepada jalur-jalur reuse dan recycle (daur ulang), sebelum membuang sisa yang tak terkelola kepada petugas sampah. Bila perlu kita sendirilah yang mengantarkan hasil pilahan sampah kita ke pusat barang daur ulang atau kepada pemulung untuk memastikan sampah itu betul-betul didaur ulang. Yuk, kita memilah sampah!
Inspirasi DIY kali ini adalah membuat Recycle Bin, agar kantong tempat kita mengumpulkan bahan daur ulang terlihat lebih estetik. Kita akan menggunakan bahan kayu palet bekas dan wiremesh. Sobat Makers bisa juga mampir dan membaca artikel tentang bekerja dengan palet kayu di sini.
Sebelum membuat Recycle Bin ini, kami menggunakan kardus biasa. Namun sayangnya penampakan kardus sebagai penampung justu membuat sudut recycle ini seolah tidak pernah dikosongkan, selalu ada sampahnya. Sangat wajar, karena kardus juga termasuk bahan daur-ulang yang bisa dikilo. Akhirnya berhubung bahan-bahan masih ada, kami luangkan waktu untuk membuat box seperti dalam foto di bawah ini:



Bahan dan alat yang dibutuhkan:
1. Kayu bekas palet, tebal sekitar 1.7 – 2.0 cm, panjang 1 meter lebar 10 cm dibelah menjadi lebar 3 cm. Hasilnya akan diperoleh kayu profil 2/3 dengan panjang 1 meter. (dibutuhkan 8 batang profil 2/3)
2. Kayu bekas palet, panjang 1 meter lebar 10 cm (2 batang), dipotong ukuran 10 x 39 cm
3. Ram kawat atau wiremesh lubang 3 x 3 cm, ukuran 34 x 59cm sebanyak 4 buah. Jika beli bahan meteran, hanya perlu bahan 1 x 1 meter.
4. Lem kayu aliphatic atau lem kayu jenis lainnya
5. Klem (clamp) sudut bila ada.
6. Cat Besi warna hitam (kurang lebih habis sekitar 200gram atau seperlima kaleng)
7. Kuas 1 inchi untuk cat besi
8. Thinner secukupnya
9. Sambungan siku 1 cm dan bautnya (8 set)
10. Staples gun + isinya bisa ukuran U 4mm atau 8mm
11. Waterbased sanding sealer untuk kayu
12. Waterbased finishing kayu clear matt
13. Kuas busa untuk kayu
14. Amplas 120 grit, 240 grit, dan 400 grit
15. Bor, gergaji.
16. Baut 3mm 1 inch (bisa pakai baut drywall tapi pastikan dibor cukup dalam) atau paku dan palu.
17. Karung goni atau plastik tebal 5 mikron ukuran 50 lter.Langkah pengerjaannya:
1. Potong profil 2/3 ke ukuran yang diinginkan, idealnya satu batang menjadi satu sisi panjang dan satu sisi pendek persegi panjang frame yang akan kita gunakan untuk membingkai wiremesh. Kami menggunakan ukuran 35 cm dan 60 cm (dimensi luar frame). Bila memungkinkan buat sudut 45 derajat seperti membuat pigura, namun jika tidak memungkinkan, potong lurus juga tidak masalah. Potong sebanyak yang dibutuhkan untuk membuat 4 pigura.
2. Lem potongan-potongan profil 2/3 menjadi frame persegi panjang. Gunakan bantuan clamp agar tidak mudah lepas. Tunggu hingga benar-benar kering sebelum melepas clamp.
3. Potong papan kayu 10×100 cm menjadi ukuran 10 x 39 cm (3 buah).
4. Amplas seluruh permukaan kayu dengan grit 120 dan 240, lalu aplikasikan sanding sealer dengan kuas busa, biarkan hingga kering. Amplas lagi dengan grit 400, lalu aplikasikan cat finishing sebanyak 2 lapis. Setelah kering amplas lagi menggunakan grit 400 dengan ringan.
5. Cat wiremesh dengan warna hitam di seluruh sisinya, biarkan hingga kering.
6. Tempelkan wiremesh ke frame kayu persegi. Di sini kami menggunakan staplegun untuk mempercepat pekerjaan. Bisa juga gunakan klem kabel berukuran kecil jika ada.
7. Setelah 4 buah frame dipasangi wiremesh, selanjutnya sambungkan keempat frame dengan sambungan siku.
8. Terakhir pasang papan kayu 10 x 39 cm sebagai alas, bisa dengan bantuan paku atau baut.
Untuk memisahkan benda-benda daur ulang, dalam recycle bin versi DIY ini hanya ada 2 ruang, yaitu tempat benda-benda kecil dalam karung, sementara benda besar seperti kardus, karton, dan kertas langsung disusun dalam kotak. Benda-benda dalam karung biasanya berisi botol plastik, botol kaca, kaleng bekas makanan, tutup gallon, botol shampoo, botol parfum, baterai, dan aneka sampah lainnya. Baiknya sebelum dimasukan karung, botol atau bekas makanan dicuci atau dibilas terlebih dahulu agar tidak mengundang lalat. Saat akan diserahkan pada pemulung atau dikirim ke pusat daur ulang, benda-benda ini baru dikelompokkan sesuai jenisnya. Mengapa tidak dibuat banyak kompartemen untuk berbagai jenis sampah daur-ulang? Karena dengan satu box seperti ini, kita bisa lebih hemat tempat. Juga karena sampah domestik jumlahnya tidak banyak dan tidak selalu lengkap jenis sampah daur ulangnya. Biasanya yang paling sering adalah box kertas, botol kaca, dan botol plastik; namun sesekali ada juga jenis lainnya.
Pengolahan sampah membutuhkan kerjasama setiap keluarga karena rumah tangga termasuk yang paling berpengaruh dalam menentukan apakah sampah itu terpilah atau tidak. Pabrik dan perusahaan besar lebih mungkin untuk diberikan pengawasan dan sangsi karena skalanya yang besar. Sementara itu, rumah tangga masih sulit untuk diawasi satu per satu, apalagi diberikan sangsi. Kini pengelolaan sampah masih sangat bergantung pada kesadaran masing-masing keluarga untuk memilah dan menyalurkan sampah secara mandiri.
Selamat nge-DIY!