Posted on Leave a comment

Seri Urban Farming – Vermikompos: Alternatif Pembuatan Kompos Kaya Manfaat dengan Cacing Tanah

Cacing tanah yang terlalu melimpah dalam media tanam justru dapat menyebabkan akar tanaman ‘ikut termakan’. Oleh karena itu, kelebihan populasi cacing tanah pun sering dianggap sebagai serangan hama. Namun ternyata kelebihan cacing tanah itu bisa dimanfaatkan untuk membuat vermikompos. Vermikompos adalah proses biooksidasi dan stabilisasi unsur organik yang melibatkan hewan cacing tanah dan mikroorganisme mesophilic. Proses vermikompos dapat mengurangi volume sampah organik dari 40% hingga 60% dalam waktu yang relatif singkat. Sampah organik yang telah diproses menjadi kompos pun akan mengandung berbagai enzym, unsur hara makro, serta unsur hara mikro yang dibutuhkan oleh tanaman.
Bagaimana proses pembuatan vermikompos?
Continue reading Seri Urban Farming – Vermikompos: Alternatif Pembuatan Kompos Kaya Manfaat dengan Cacing Tanah

Posted on Leave a comment

DIY Recycle Bin dari Kayu Palet dan Wiremesh

Memilah dan mengelola sampah rumah tangga sudah menjadi kebiasaan yang melekat pada sebagian orang. Namun, banyak juga yang masih enggan melakukannya dan tidak sedikit yang berpendapat bahwa memilah sampah itu kegiatan yang percuma.
Continue reading DIY Recycle Bin dari Kayu Palet dan Wiremesh

Posted on 1 Comment

Minimalism Kembali Lagi, namun Tidak Semua Minimalism itu Sama (Part 3: Environmentalism & Experientialism)

Seri artikel ini membahas minimalism dari beberapa sudut pandang yaitu (1) minimalism dalam seni, aesthetic, dan arsitektur; (2) financial minimalism; (3) digital minimalism; (4) minimalism dan environmentalism; dan (5) simplified experientialism.
Continue reading Minimalism Kembali Lagi, namun Tidak Semua Minimalism itu Sama (Part 3: Environmentalism & Experientialism)

Posted on 1 Comment

DIY Clothcrete Planter dari Limbah Kain Bekas

Limbah kain adalah salah satu jenis limbah yang lama terurai oleh alam. Sekalipun ada usaha daur ulang dan reuse, kecepatan produksi tekstil seluruh dunia tetap tidak seimbang dengan kecepatan daur ulang dan penguraian limbah kain yang tak terpakai lagi. Banyak negara, baik produsen garmen seperti negeri kita, maupun negara tujuan akhir siklus baju bekas seperti negeri kita dan banyak negeri lainnya, pada akhirnya harus mengelola limbah tekstil dalam jumlah sangat banyak. Bila kuantitas limbah melebihi kapasitas pengelolaan suatu daerah, maka akan ada banyak limbah yang tidak terkelola. Limbah yang tidak terkelola ada yang menggunung sebagai land fill atau urugan terbengkalai, ada yang dibakar, ada yang mencemari saluran air bahkan menjadi tentakel raksasa di laut lepas yang membahayakan perahu bermotor dan hewan-hewan laut. Kita sendiri pun mungkin sering bingung mau dikemanakan ya baju-baju bekas yang tak layak didonasikan. Sayangnya biaya untuk mengubah baju bekas menjadi benang baru dan kain baru tidaklah murah.

Oleh karena itu, mari membuat Clothcrete Planter! Kita akan memanfaatkan handuk bekas dan sisa-sisa semen dan pasir pasca renovasi rumah. Memang membuat Clothplanter hanyalah respon kecil atas permasalahan limbah tekstil yang begitu besar. Solusi untuk limbah tekstil harus diawali dengan kebijakan para pemegang kepentingan di industri fashion baik itu pemerintah maupun pengusaha, juga diimbangi oleh kesadaran kita sebagai konsumen untuk lebih menyadari apa yang kita beli, kita kenakan, dan kita buang. Akan tetapi, karena ini adalah proyek DIY, tidak ada salahnya mulai dari hal kecil.
Continue reading DIY Clothcrete Planter dari Limbah Kain Bekas

Posted on Leave a comment

Material M006 – Recycled Aggregates Concrete

Sekilas mengenai Beton dan Limbah Beton

Beton adalah material yang terbuat dari campuran agregat kasar (kerikil, limestone, atau granit) dan halus (pasir) dengan semen dan air. Hasil dari campuran berbagai macam material tersebut dapat digunakan untuk berbagai macam pekerjaan konstruksi, seperti pembuatan jalan dan pembuatan pondasi. Karena alasan tersebut, beton merupakan material yang paling banyak digunakan di dunia.

Sebagai material yang digunakan secara luas, limbah beton pun menjadi satu hal yang cukup menjadi perhatian dunia. Limbah beton dapat berasal dari 1) Perubuhan bangunan lama, 2) kerusakan bangunan dan strukstur akibat gempa atau perang, 3) Pembuangan sisa beton dari proyek pembangunan bangunan dan infrastruktur, dan 4) Beton hasil uji untuk mengetahui kekuatan atau metode penghancuran beton. Jumlahnya tentu saja tidak sedikit. Di Eropa misalnya, jumlah limbah konstruksi yang dihasilkan per tahun dapat mencapai 850 ton atau 31% dari total sampah yang dihasilkan. Dari jumlah ini, sepertiga dari limbah tersebut adalah beton (Bohmer et al. 2008 dari Marco, 2015). Dengan jumlah yang demikian banyak, penanganan limbah beton terbilang masih sangat sederhana, yaitu dibuang ke tempat pembuangan yang disediakan.

Meskipun limbah konstruksi termasuk limbah yang stabil dan tidak beracun, jumlahnya yang banyak membutuhkan tempat pembuangan yang banyak. Padahal kebutuhan lahan untuk pembangunan juga bertambah setiap tahunnya. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi untuk menanggulangi limbah konstruksi, dalam hal ini, khususnya limbah beton.

Continue reading Material M006 – Recycled Aggregates Concrete

Posted on

Bekerja dengan Palet Kayu

Furnitur dengan bahan dasar palet kayu mungkin tidak asing lagi saat ini. Jika sedang browsing di pinterest, pasti mudah sekali menemukan kreasi furnitur dari bahan tersebut. Bahkan ada juga yang menawarkan langkah-langkah mudah untuk membuat furnitur dari palet kayu bekas.

Untuk yang belum familiar, palet sebetulnya adalah alas untuk memindahkan barang dengan menggunakan forklift, crane, atau alat berat lainnya. Palet juga digunakan untuk melindungi barang yang dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Fungsinya adalah untuk menjaga agar posisi barang tetap stabil. Palet bisa terbuat dari berbagai material seperti kayu, metal, dan plastik. Namun, palet dengan material kayu merupakan jenis yang paling mudah ditemui.
Continue reading Bekerja dengan Palet Kayu

Posted on

Material M004 – Mengenal Ecobricks

Salah satu sumber sampah yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah sampah plastik. Dikutip dari kompas.com, Novrizal Tahar, Direktur Pengelolan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan bahwa ada peningkatan komposisi sampah plastik sebesar 4% sepanjang 2002 hingga 2016. Sementara di Jakarta sendiri, Isnawa Adji, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, menyatakan bahwa jumlah sampah plastik yang dihasilkan per hari dapat mencapai 1.900 – 2.400 ton atau 27% – 34% dari total 7000 ton sampah yang dihasilkan. Hal ini membuat DKI Jakarta menempati posisi kedua dalam peringkat penghasil sampah plastik terbesar di Indonesia.

Continue reading Material M004 – Mengenal Ecobricks