Posted on 2 Comments

G011 – Kelompok Komponen Skalar dalam Grasshopper

Sebelumnya kita pernah membahas [Vector] dalam Grasshopper, bagi teman-teman yang belum membaca artikel vektor, bisa dibuka artikelnya di sini. Berbeda dengan vektor, komponen skalar adalah komponen yang memiliki besaran namun tidak memiliki arah. Skalar dan vektor keduanya penting dalam Grasshopper.
Continue reading G011 – Kelompok Komponen Skalar dalam Grasshopper

Posted on Leave a comment

Grasshopper G010 – Data dan Manajemen Data (Part 1)

Tipe-Tipe Data dalam Grasshopper

Data adalah informasi yang tersimpan, baik berupa angka, fungsi, grafik, kata-kata, maupun gambar. Parameter adalah jenis data yang mempengaruhi kinerja sebuah definisi. Misalnya, Parameter yang mempengaruhi persegi panjang adalah parameter ‘panjang’ dan ‘lebar’. Nilai panjang dan lebar tersebut adalah datanya.

Data dalam grasshopper terbagi ke dalam dua jenis, yaitu: data volatil dan data persistent. Data volatil adalah data yang diperoleh dari satu atau dua parameter, dan dapat dihilangkan apabila diperoleh solusi lain dari sebuah proses. Sementara itu, data persistent adalah data spesifik yang ditetapkan oleh pengguna.

Misalnya, data yang kita gunakan adalah [number slider] yang tersambung dengan beberapa operasi matematika lalu kita menutupnya dengan syarat bahwa angka yang diambil harus ‘ganjil’, maka data berupa angka genap akan terhapus. Angka-angka pada proses matematika ini disebut data volatil. Sebaliknya apabila kita membuat data dengan [panel] dan mengetik pada panel tersebut satu angka tertentu, misalnya 6, angka 6 itu bisa disebut data persistent.

Pewarisan Data Volatil

Data yang tersimpan dalam Parameters (baik data volatil maupun data persistent) akan digunakan untuk operasional Component. Dalam grasshopper, Component harus dihubungkan dengan Parameternya untuk bisa bekerja. Contohnya, kita akan membuat sebuah grid yang terdiri dari titik-titik. Component yang bisa kita gunakan adalah [Pt Grid] dan parameter yang dibutuhkan agar komponen ini bisa bekerja di antaranya [Range] atau [Number Slider].

Setelah membuat grid dalam bentuk titik, misalnya, kita akan menghubungkan setiap titik baris pertama ke baris kedua menjadi kumpulan garis. Maka kita bisa menggunakan komponen [Line]. Sebelumnya kita bisa membuat pengelompokan data terlebih dahulu, misal titik-titik pada baris pertama disebut Set A, dan titik- titik pada baris kedua disebut Set B. Set A dan Set B lalu dihubungkan dengan komponen [Line] sebagai titik awal dan titik akhir dari kesemua garis. Pembagian data titik-titik menjadi set A dan set B adalah contoh manajemen data.

Dari sini kita akan bisa membahas lebih lanjut terkait cara mencocokan data (data matching). Sekurang-kurangnya ada tiga algoritma yang bisa digunakan, yaitu ’the shortest list’, ‘the longest list’, dan ‘the cross reference’.

Apabila kita menggunakan component [Graft], kita bisa membuat penggandaan data dan juga percabangan data. Misalnya kita bisa membuat data berlipat dari satu set sejumlah N menjadi satu set berjumlah N ditambah satu set berjumlah 2N.

Bersambung ke Part 2

Posted on

G009 – Voronoi

Produk yang dihasilkan dari manipulasi voronoi umumnya menarik perhatian. Bentuk yang unik bisa diperoleh secara instan, sehingga para peminat Grasshopper akan meluangkan waktu setidaknya sekali dalam hidupnya untuk mencoba komponen ini. Sekali mencoba, diikuti dengan berkali-kali latihan dan ribuan kali produksi. Apakah sobat makers sekalian pernah mendapat Voronoi Overdose Warning dari Grasshopper? Ha! Congrats ‘n welcome to the club!
Continue reading G009 – Voronoi

Posted on

G008 – Interpolated, Kinky Curves, Polyline, dan PolyArc

Sebelumnya kita sudah membahas apa itu NURBS.  Bagi yang penasaran untuk apa kita repot-repot belajar NURBS, bisa mampir dulu ke artikel wikipedia terkait sejarah dan perkembangan NURBS. Sementara itu, mari kita masuk ke jenis-jenis curve lainnya dalam Grasshopper.

Interpolated Curves

Ketika membuat Interpolated Curves, semua titik parameter dilalui / dihubungan oleh kurva. Komponen interpolated curves pada Grasshopper yang baru memiliki empat input: V (Vertices), D (Degrees), P (periodic), dan K (knot styles). Input V (vertices) adalah kumpulan titik referensi yang kita ambil dari Rhino. Sama seperti ketika kita akan membuat NURBS Curves. D (degree) juga sama, namun perlu diperhatikan bahwa pada interpolated curves, nilai degrees harus selalu ganjil. Input K, yang tidak ada pada komponen NURBS merujuk pada jarak spacing pada knot. Input K ini diisi dengan interger 0 (uniform spacing), 1 (chord), atau 2 (sqrtchord). Mari kita coba ketiga input tersebut pada komponen <IntCrv> kita dan lihat bagaimana hasilnya. Demikian adalah superimpose dari 3 buah interpolated-curve dengan knot style berbeda-beda.
Continue reading G008 – Interpolated, Kinky Curves, Polyline, dan PolyArc

Posted on

G006 – Penggunaan ‘Attractor Point’ pada desain dua dimensi (Grasshopper)

Kali ini kita akan mencoba mengaplikasikan Attractor Point pada permukaan bidang 2 dimensi. Metode ini sangat mudah diaplikasikan di berbagai rancangan; mulai dari desain kain, kemasan, furniture, hingga fasade bangunan.

Hasil akhir dari exercise kita kali ini adalah bentuk seperti berikut:
Continue reading G006 – Penggunaan ‘Attractor Point’ pada desain dua dimensi (Grasshopper)

Posted on 1 Comment

G005 – Membuat progressif scaling dan progressif shading dengan Attractor Point dalam Grasshopper

Pada empat artikel sebelumnya, kita hanya membahas tentang perkenalan Grasshopper. Bagi sebagian orang membaca teori itu membosankan pastinya. Maka dari itu sekarang kita mulai tutorial yang menghasilkan bentuk-bentuk 3D agar lebih menarik dan masuk akal bagi para Designer dan Makers. Tapi sabar dulu. Meskipun membosankan, 4 artikel sebelumnya sangat penting untuk mengenal cara kerja Grasshopper, yang kalau tidak dipahami bisa berujung mandek dan tak jarang membuat orang menyerah dengan Grasshopper. Bagi yang belum sempat membaca, silakan lihat link berikut ini:

  1. G001 – Pengenalan Grasshopper untuk Pemula
  2. G002 – 10 Kategori Component dalam Grasshopper
  3. G003 – Pengelolaan Data pada Grasshopper
  4. G004 – Vector dalam Grasshopper

Karena kita baru saja membahas tentang Vector dan penggunaannya pada Grasshopper, kini kita akan mengaplikasikan prinsip vector dengan menggunakan Attractor Point dan referensi jarak relatif dari titik (point) tersebut untuk menentukan dimensi dan warna kubus-kubus di sekitarnya. Semakin dekat dengan Attractor Point, kubus akan semakin kecil dan warnanya mendekati merah.
Continue reading G005 – Membuat progressif scaling dan progressif shading dengan Attractor Point dalam Grasshopper

Posted on 2 Comments

G004 – Vector dalam Grasshopper (Computational Design)

Vektor (vector) adalah objek geometri yang memiliki besaran (magnitude) dan arah (direction and sense of orientation). Sebuah vektor direpresentasikan oleh sebuah garis dengan arah yang jelas (umumnya digambar dalam bentuk panah). Garis tersebut menghubungkan titik awal (base point) dan titik akhir (terminal point) dengan panjang garis yang merepresentasikan nilai besaran (magnitude).

Vector direpresentasikan dalam Grasshopper dengan menggunakan komponen <Unit X>, <Unit Y>, dan <Unit Z>. Contoh definisi untuk membuat vector dari sebuah titik adalah sebagai berikut:
Continue reading G004 – Vector dalam Grasshopper (Computational Design)

Posted on 4 Comments

G003 – Pengelolaan Data dalam Grasshopper (Computational Design)

Pengelolaan data adalah logika dasar dalam Grasshopper. Dengan mengenali karakter data yang kita punya, diikuti dengan langkah memodifikasi data tersebut, kita bisa membuat beragam bentuk-bentuk baru dari titik menjadi rangkaian garis, dari garis menjadi bidang, dari bidang menjadi ruang, dari ruang menjadi kelompok ruang, dan seterusnya. Kita bisa membuat batasan data tersebut, apakah tumbuh atau terpangkas ketika melalui suatu proses. Sebagian ethusias rekayasa bentuk membuat aneka ‘rules’ dalam kegiatan memodifikasi data, misalnya George Stingy dalam bukunya Shapes atau para peneliti lain yang menggeluti Shape Grammar. Karena berbicara tentang data, titik, garis, bidang, dan ruang; pembahasan ini erat kaitannya dengan Matematika.
Continue reading G003 – Pengelolaan Data dalam Grasshopper (Computational Design)

Posted on 3 Comments

G002 – 10 Kategori “Component” pada Grasshopper 3D

Penulis: Nadiya Rahmah, Diyfab Colab & Workshop 

Ketika kita membuka layar Grasshopper dari Rhino (cara untuk melakukannya bisa dibaca di sini), kita akan melihat sepuluh tab yang berisi beragam Component. Sepuluh tab ini adalah Params, Math, Sets, Vector, Curve, Surface, Mesh, Intersect, Transform, dan Display. Dalam versi sebelumnya, beberapa tab memiliki nama berbeda. Nama kesepuluh tab di versi Grasshopper awal-awal adalah Params, Logic, Scalar, Vector, Curve, Surface, Mesh, Intersect, XForm, dan Complex. Tab Logic berubah menjadi Math dan Sets, Scalar berubah menjadi Sets, Xform berubah menjadi Transform, dan bisa diduga Complex berubah menjadi Display. David Rutten, pembuat Grasshopper, rupanya sangat suka memodifikasi software yang dia buat. Banyak kontributor diundang memberi masukan untuk mengembangkan versi terbaru. Jangan heran bila di kemudian hari nama-nama tab ini berubah lagi.
Continue reading G002 – 10 Kategori “Component” pada Grasshopper 3D

Posted on 2 Comments

G001 – Perkenalan Grasshopper + Rhinoceros untuk Pemula

Untuk belajar Grasshopper, beberapa langkah persiapan perlu dilakukan. Di antaranya:

  1. Download dan Install program Rhinoceros di komputer atau laptop Anda dari website resmi Rhino. Pastikan bahwa komputer yang digunakan memenuhi standar spesifikasi yang diperlukan.
  2. Download dan install Grasshopper dari website resmi Grasshopper.
  3. Pada website Grasshopper search dan download Grasshopper Primer dari Lift Architect (yang dibuat masih berdasarkan grasshopper versi lama, namun sangat membantu untuk belajar software ini dari dasar. Bisa juga mencari kumpulan video perkenalan Grasshopper dari Udemi (Bahasa Inggris).
  4. Jika perlu menggunakan software ini secepatnya, misalnya dalam project yang sedang deadline, silakan cari logika atau bentuk yang mirip dalam berbagai tutorial yang tersebar di web, youtube, ataupun Instagram. Kadang cara tercepat untuk belajar memang by practice.

Setelah persiapan ini selesai dilakukan saatnya mengenali interface / ruang interaksi Grasshopper. Caranya:

  1. Buka software Rhino

  1. Buka Grasshopper.

Pada Commands Bar di bagian atas, ketik Grasshopper dan tekan Enter. Software Grasshopper akan muncul dalam jendela yang terpisah. Rhino dan Grasshopper ini ibarat dua software yang ‘nyambung’. Terkadang kita menjadikan objek yang kita buat di Rhino sebagai input untuk Grasshopper, namun secara umum apapun yang kita rancang dalam Grasshopper akan ditampilkan di Rhino secara ‘live’.

  1. Mempelajari interface Grasshopper.

Bagian terpenting dari Grasshopper adalah Canvas dan Component. Canvas adalah layar berwarna abu muda tempat kita “menggambar” atau “menulis” script. Sementara itu Component adalah “lego” yang kita susun menjadi sebuah script yang dikenal dengan istilah “definition”. Setiap Component memiliki nama, tombol input, dan tombol output. Penampilannya seperti baterai yang bila disambung satu sama lain akan membentuk kalimat pemrograman yang panjang.

03

  1. Mempelajari jenis Component.

Terdapat ratusan Component yang terbagi ke dalam 10 kategori: Params, Math, Sets, Vector, Curve, Surface, Mesh, Intersect, Transform, dan Display. Cara untuk menemukan Component ini adalah (1) dengan membuka tab-tab di bagian atas jendela Grasshopper, atau (2) dengan double-click pada permukaan Canvas dan mengetik nama component yang kita inginkan.

Pengertian masing-masing kategori yang mengelompokan Component Grasshopper bisa segera dilihat dalam artikel yang satu ini. Kemudian definisi masing-masing Component itu sendiri bisa dilihat dalam website resmi Grasshopper (Bahasa Inggris, tentunya. Harap siapkan kamus). Jika kita mengikuti petunjuk Grasshopper Primer secara runut dan mengerjakan contoh latihan dalam buku tersebut, secara otomatis kita juga akan semakin mengenal apa itu component dan sedikit demi sedikit vocabulary Component kita bertambah.

Dari sini cukup jelas bahwa pengetahuan kita akan macam-macam Component serta cara mereka bekerja akan sangat membantu kita merancang di Grasshopper dengan cepat.

  1. Bereksperimen dengan rangkaian Component.

Bentuk beragam definition dan perhatikan hasilnya dalam layar Rhino. Sebagai desainer, tentu kita sendiri tetap yang menjadi kurator hasil akhir rancangan yang dihasilkan oleh Grasshopper.

Setelah perkenalan, langkah selanjutnya adalah bereksperimen. Terkadang kita bisa menjiplak dan memodifikasi Definition rancangan desainer lain, jika mendapat izin dari yang bersangkutan. Terkadang kita harus merancang logikanya terlebih dahulu lalu mengujinya dalam Grasshopper. Keberhasilan menghasilkan Definition yang mulus tentunya super sweet dan worth it, seperti halnya developer yang berhasil menulis coding. Jadi jangan menyerah. Terus bereksperimen.

Semoga bermanfaat.

Daftar artikel lainnya:
1. G001 – Perkenalan Grasshopper + Rhinoceros untuk Pemula
2. G002 – 10 Kategori “Component” pada Grasshopper 3D
3. G003 – Pengelolaan Data dalam Grasshopper (Computational Design)
4. G004 – Vector dalam Grasshopper (Computational Design)
5. G005 – Membuat progressif scaling dan progressif shading dengan Attractor Point dalam Grasshopper
6. G006 – Penggunaan ‘Attractor Point’ pada desain dua dimensi (Grasshopper)
7. G007 – NURBS Curves
8. G008 – Interpolated, Kinky Curves, Polyline, dan PolyArc
9. G009 – Voronoi
10. G010 – Data dan Manajemen DAta (Part 1)
11. G011 – Kelompok Komponen Skalar dalam Grasshopper

——————————–

Wallahua’lam

——————————–